Andakar : Andalan Ice Tea Longan

Jakarta, 15 Nopember 2015 – Bagi pecinta kuliner steak and grill tentu sudah tidak asing dengan rumah makan Andakar bilangan Cilandak, Jakarta Selatan. Rumah makan bernuansa pedesaan ala Eropa ini ternyata tidak hanya memiliki menu utama steak yang menggugah selera, tetapi juga memiliki menu minuman khas yang menjadi favourite pelanggan setia Andakar. 

Benar saja, jenis menu Ice Tea Longan kini menjadi primadona para pelanggan Andakar.  Fathia (23) salah satu pelanggan mengatakan, Ice Tea Longan Andakar memiliki rasa yang berbeda dengan ice tea longan di rumah makan lainnya.

“Rasa manisnya pas, dan tidak ada pemanis yang menyengat di dalamnya. Buahnya juga segar, enak dilidah”. Tambah Fathia.

Selain rasa yang enak, harga ice tea longan Adakar sangat terjangkau. Porsi yang maksimum, sangat cocok menjadi solusi dahaga di tengah melahap steak and grill.

Lalu, bagaimana jika kita ingin membuat ice tea longan sendiri di rumah?

Mungkin, tips berikut yang dikutip dari resepkecilku.com bisa menjadi referensi kamu untuk membuat ice tea longan sendiri.

Resep Ice Tea Longan Jeli Yang Segar

Bahan-bahan/bumbu-bumbu antara lain:

  1. Bahan Jeli:

Siapkan 2 sendok makan gula pasir
Siapkan 1/2 bungkus jeli instan
Siapkan 400 ml air
Bahan Ice Tea:

Siapkan 300 ml air lengkeng kaleng
Siapkan 200 gram gula pasir
Siapkan 1.000 ml air
Siapkan 5 sachet teh celup

Bahan Pelengkap:

Siapkan 1 kaleng lengkeng, tiriskan
Siapkan 600 gram es batu
Siapkan 1 sendok teh selasih, rendam
Cara membuat ice tea longan jeli:

Pertama, rebus air, jeli instan, dan gula. Selanjutnya aduk rata. Lalu masak sampai matang. Kemudian tuang ke dalam loyang kotak 10 x 5 x 4 cm. dan biarkan beku. Dan serut dengan parutan kasar. Sisihkan.

Sedangkan untuk ice tea, rebus air dan gula pasir sampai gula larut. Lalu matikan api, dan Masukkan teh.

Diamkan 2 menit. Tambahkan air lengkeng. Aduk rata. Dinginkan. Sisihkan.
Dan sajikan Ice tea bersama jeli dan pelengkapnya.

Jadi, tunggu apa lagi?. Yuk, dicoba deh untuk weekend ini.

Interlude : Maya

INTERLUDE1_final-1

Kau beri segenap hati di sela rasa ketidakpercaya dirian. Kau, juga memberi hangat di tengah dinginnya hati yang hampir beku. Kau juga tahu bagaimana beri senyum di tengah masam menusuk ingatan.

Kau membuka setiap lembaran yang kosong untuk ku isi. Bahkan Kau pun juga tak tahu mulai dari mana. Kau hanya bisa memberikan malam dan siang, terik dan hujan, senja dan terbit, bosan dan riang, sedih dan bahagia, sendiri dan bersama, Entah untuk siapa dan ke mana tinta ku menggores pemberian mu pada halaman mu yang kosong.

Terlalu singkat nama mu pagi ini. Memecah rindu yang kosong ditelan malam. Meski, langit tahu kau sudah mulai dengan kata yang tak akan pudar di setiap rotasi.

Kau tahu amarah ini tak akan membendung. Karena kau juga tahu, ini terlalu singkat.

Ruang kosong itu mendadu tanpa pilih, tanpa lihat, tanpa ucap, hanya harap yang membisikkan realita. Dalam realita, setiap senyum kian nyata. Dalam realita setiap doa adalah harap, dan dalam realita dunia bukan lagi maya.

Kau percaya sulap itu nyata. Bermain trik dan dinamika penonton akan terkagum. Dunia ini hiburan, yang akan memberikan tontontan yang mengagumkan. Akankah maya ini akan berkhir sorak sorai dan yang gemuruh?, ataukah berubah menjadi pupus yang membekas?.

Mata kau, ku tahu tak satupun bekas di sana. Setiap wujud bermula maya menuju realita, tanpa bekas yang berjejak satupun. Itu kan yang diinginkan. Hanya dunia kedua, awal cerita dimulai. Jadi biarlah terombang ambing pada waktu yang kau tetapkan setelah melihat langkah ku tiada.

Terimakasih Maya. Kau telah merubah semua menjadi hiburan dunia ku pada waktu yang cepat. Toh, kita saling percaya dunia ini luas, masih ada tempat yang belum disinggah oleh mimpi. Sampai bertemu di dunia kedua. Karena Maya mu akan selalu hadir dalam ingatan yang diiringi oleh senyum bahagia.

Itu Asap. Asap(?). Asap(!)

Indonesia kini berduka.
Untuk asa yang sia-sia.

Indonesia kini sengsara.
untuk marah yang membara.

Indonesia kini menderita.
untuk nasib yang nestapa.

Indonesia kini menjerit.
untuk hidup yang selalu irit.

Indonesia kini mengadah.
untuk esok yang indah.

Indah.

Ya esok yang indah. Berjuta harapan untuk kelangsungan hidup yang indah, masih tersisa oleh wajah-wajah pencari lembaran rupiah. Bukan lagi dia, melainkan aku dan kamu. Kita !

Jam tangan ku menunjukkan pukul 19.00 WIB menanti cemas kedatangan bos yang sebelumnya sudah pesimis akan sulit mendapatkan penerbangan ke Jakarta, demi membawa hasil penjualan kerjasama dengan pihak Denmark yang sudah berjalan hampir 4 bulan. Sungguh ini di luar dugaan pikiran manusia. Ratusan juta bahkan nyaris menyentuh angka milyaran itu, kini hanya menunggu mukjizat dari Tuhan akan datangnya Hujan untuk menghalau asap.

Asap tidak lagi hanya sekedar kebulan berwarna pekat yang mengganggu, tetapi sudah membunuh jiwa yang tak berdosa. Bukan lagi soal membunuh raga, tetapi sudah membunuh stabilitas perekonomian yang sudah dirancang dalam program kerja.

Lalu, harus bagaimana kita?

Sungguh pelik bangsa ini. Menyoal solusi bersama harus dipikirkan kewenangan yang seharusnya dijalankan. Tapi memang benar. Asap bukan lagi masalah individu, tetapi masalah bersama. Baik pemerintah dan masyarakat, yang terintegrasi di tingkat nasional dan daerah bahkan wilayah setempat.

Presiden kita memang harusnya yang paling utama menjadi problem solver. Tapi apa daya, bukankah ia manusia juga?, yang punya kekurangan, dan ketidakberdayaan?.

Tunggu sebentar. Aku bukanlah pro presiden ataukah haters presiden. Tetapi tulisan ini sengaja dibuat hanya untuk bangsa Indonesia. Bagaimana Asap bukan lagi sekian menit, tetapi sudah berminggu-minggu terjadi. Sebenarnya kejadian ini sudah terjadi setiap tahun, hanya saja memang ‘apesnya’ ini yang paling parah, tepat rezim pemerintahan berganti.

Sudah seharusnya bangsa ini meminta maaf kepada bumi, dan bukan meminta maaf kepada mereka. Toh, bangsa ini jauh lebih pedih kondisinya. Namun, coba lihat sudah berapa lebar lapisan ozon yang melebar akibat pemanasan global yang diakibatkan oleh pembakaran liar. Bukan lagi urusan dia, tapi urusan bersama.

Tulisan ini bukan lagi masalah menyangkut isi rekening ku. Tetapi masalah nyawa ku. Nyawa ku yang masih belom bisa membahagiakan kedu orang tuaku. Atau belum mampu mengisi kemerdekaan untuk orang banyak. Sungguh-sungguh aku harap kau juga dapat merasakan.

Lelah rasanya menyalahkan Pemerintah. Toh nasi juga sudah menjadi bubur. Toh, nyawa sudah ada yang melayang karena asap. Lalu apa??.

Pemerintah sudah tidak lagi mampu menjalankan kondisi pelik ini sendirian. Perlu ada masyarakat yang peduli. Apresiasi besar harus diberikan kepada lembaga zakat di Indonesia yang sudah cepat turun ke lapangan untuk membantu bencana ini. Bagaimana rasa haru ku tidak pecah, saat membaca kabar mereka yang terisak meminta hujan kepada Sang Khalik. Sungguh di sini, hati terdalam pun terisak memohon ampun. Jangan-jangan ini salah ku juga hingga Allah Murka. 😦

Manusia sungguh lemah. Tiada upaya selain meminta pertolongan dari Maha Perkasa. Bangsa ini, negara ini, kecil Wahai kawan. Dan ku harap kau mau merendah dan mengerti itu. Bukan lagi tertawa lepas karena hura-hura yang mudah digapai. Apalagi menyalahkan kepada siapa dan siapa. Itu sudah lewat. Lebih baik kita mulai berpikir bagaimana cara mengobati kondisi ini, selain masih berharap datangnya hujan dari Allah.

Menolong mereka itu sama halnya dengan menolong diri sendiri bukan?. Karena hakikatnya kebahagian itu adalah perasaan yang selalu ada atas restu dan ridha dari-Nya.  Dan semoga kejadian ini memberikan banyak keasadaran bagai kita semua.

Say Something,,

I-wish

Enggak tau harus bilang apa, cuman mau nulis..

“Semoga kali ini berhasil..!!. Karena ada Nadzar di dalamnya.. hati tulus terdalam berharap dengan Bismillahirrahmanirrahiim..”

Marhaban Yaa Ramadhan.. (Camkanlah !. Ini Ramadhan Terakhir Ku)

Masha Allah, Bulan keberkahan akan segera menghampiri. Cuaca dan suasana kian siap menyambut untuk segera berlomba dalam kebaikan selama satu bulan. Ramadhan tidak hanya untuk mereka yang tergolong kaya, atau miskin, atau menengah. Tetapi semua, semua ummat muslim di dunia. Rasa haru, bagai kerinduan tiada tara yang sulit terucap dalam lisan. Hanya mampu membayangkan bagaimana keteduhan hati dan usaha kekhusyukan ibadah terlihat jelas dalam bayang.

Ah, ingin rasanya segera Ramadhan. Mengingat begitu banyak dosa yang sudah dilakukan, dan kegundahan serta keresahan yang terpendam sebagai insan manusia yang lemah, Ramadhan waktu yang tepat untuk memperbaiki diri dan meraih kebaikan dalam beribadah setelah 11 bulan yang mungkin sudah terlupakan. Malam-malam istimewa yang Kau janjikan sebagai hadiah bagi umat yang mendirikan ibadah pada waktu tersebut, sudah menjadi incaran pada pencari Tuhan di mana pun. Begitu juga dengan saya.

Saya hanya berharap, semoga Ramadhan ini saya masih ada. Sudah banyak catatan targetan amalan yaumi yang saya azzamkan sebagai pedang saya menuju ampunan dan Rahmat-Nya. Rindu rasanya untuk bisa menangisi kesalahan dan dosa serta ketidak berdayaan saya sebagai manusia.

Entah bagaimana rasanya ketika semua targetan saya tidak ter-realisasikan, mungkin akan menyesal seumur hidup. Karena bisa jadi, Ramadhan ini adalah Ramadhan terkahir saya. Rasanya ingin benar-benar segera Ramadhan. Memang kesibukan kita dalam bekerja sangat terkuras. Bahkan hampir seluruh hidup digunakan untuk bekerja. Sedikit ada ketakutan kesibukan ini nantinya akan menjadi penghambat dari target amalan yaumi ketika Ramadhan. Namun, hanya orang naif yang merasa bahwa hidup akan berpusara pada 1 titik. Dan saya sungguh tidak ingin merugi. Biarlah Allah dan tulisan ini menjadi saksi bagaimana saya benar-benar ingin mengisi Ramadhan dengan sungguh-sungguh tanpa lalai.

Yeah, Lalai. Itu kata mujarab sekali untuk manusia di mana pun. Saking mujarabnya, jadi menyeramkan. Lalai menjadi buta akibat tidak sadar. Duh, jangan ampe deh ya Allah..

Usia sudah tidak muda lagi, kesempatan untuk menghirup Oksigen juga kian berkurang. Apalagi coba, kalau yang bikin kita takut adalah kematian. Saya takut mati di saat saya kotor akan dosa. Dan bayangkan, apabila saya mati setelah Ramadhan, atau jangkan Ramadhan, ketika Ramadhan (misalnya). Wah, rugi bandar boss !!

Naudzubillah..

Memang ketulusan niat yang tahu hanyalah Allah dan kita. Akan tetapi, apabila niat tidak didorong, mah sayang sekali. Walaupun sudah niat saja, Insya Allah dapat pahala. Akan tetapi, sayang enggak sih,kalau pahalanya hanya sekedar niat. Mending ngejar pahala yang besar karena direalisasikan. Bener enggak sih?.

Nah,dengan adanya tulisan ini, saya sebagai pemilik blog yang mengaku hidupnya udah abis sama hal-hal dunia, kepengen banget bikin cambukan untuk diri sendiri. Minimal, kalau tidak terealisasikan nanti yang super malu adalah saya sendiri. Enggak lucu lah, ketika buka tulisan ini ketika Syawal ternyata hasil target Ramadhannya tidak tercapai.

Btw, saya jadi kangen mengisi agenda rutin amalan yaumi di buku agenda Ramadhan. Itu buku sakti banget loh. Bisa bikin saya rajin sholat berjamaah, tadarus, mendengarkan kultum, tarawih berjamaah, bantuin mamah masak, bersih-bersih rumah, dan lain-lain. Jujur aja sih ini, semakin kita tuir, untuk tetap meistiqomahkan kesadaran itu tidak mudah. Hanya orang-orang yang inget mati yang akan istiqomah.

Korelasinya sih simple, ketika masa sekolah, agenda Ramadhan kita isi penuh supaya mendapat nilai bagus di kolom nilai mata pelajaran Agama Islam. Atau, karena kita kepengen banget dapet hadiah beruapa uang atau barang tertentu jikalau sholat, puasa, tadarus, kita enggak bolong-bolong. Artinya, ada reward di sana.

Sedangkan sekarang nih, usia-usia menuju akhir zaman, apa yang mau diinginkan secara kasat mata, apa juga bisa beli. Mau jodoh, tinggl nikah (sama siapa aja), Mau kuliah ke luar negeri (bisa nabung), Mau beli mobil (Bisa kredit), Mau Iphone 6 (Tinggal jual Iphone 5s terus tinggal nambahin), Mau jalan-jalan (tinggal cari tiket pesawat promo), So? What do you want more?!.

Ternyata hidup enggak seenak itu loh. Hidup enak itu, adalah hidup yang bisa senyum karena susah. Hidup yang bisa menangis karena senang, hidup yang bisa memberi karena lapang, dan yang paling penting hidup yang bisa membawa kita tenang. Tenang, tanpa harus risau untuk memikirkan pendapat orang lain atas hasil capaian mimpi kita, Tenang tanpa risau kesusahan, tenang tanpa harus berpikir mengapa/kenapa/kok bisa/kok gitu dan lain sebagainya.

Dan memang hanya kembali kepada Allah, hidup akan tenang. Dan Ramadhan ini, bulan bergengsi untuk meraih itu. Apa yang ditangisi adalah evaluasi diri sebelum masuk persidangan Allah yang sesungguhnya. Bayang-bayang tanggung jawab atas perbuatan selama hidup yang bisa jadi tidak bisa kita pertanggung jawabkan, sungguh tak terbayang ketika tubuh ini harus terhempas dalam golakan api neraka. Naudzubillahimindzalik..

“Makanya Kant, inget tuh!. Elo itu manusia lemah di Mata Allah. Jangan pede bakal masuk syurga. Lo lupa sama dosa lo yang banyak itu?. Hati-hati, manusia emang makhluk lupa, tapi Allah enggak punya sifat pelupa loh !. Apalagi ada malaikat. Itu catatan bisa jadi udah panjang macem gulungan kabel cipularang. Inget, umur lo udah 26 tahun. Lo akil Baligh di usia 10 tahun kan?. Nah, udah 16 tahun lo idup dengan catatan Malaikat. Bayangin, 16 tahun,  192 bulan, 70080 hari, 8409600 menit, dan 504576000 detik. Jadi, kebayangkan dosa lo seberapa banyak?. Mending taubatan Nasuha deh ya, mumpung ada waktu. Kalau lo nyampe nih Ramadhan ini, udah semestinya lo inget mati. Karena Mati, itu gerbang perhitungan dosa lo yang dikali 504576000 detik itu. Baek-baek deh ye..yuk cus!”. <Monologue sambil ngaca.

Dan tiba-tiba saya nangis. Whoooaaaa… begini amat endingnya. Jadi harus inget mati rupanya. Bismillah.. Semoga Ramadhan kali ini terbaik. Aamiin..aamiin aamiin aamiin..

Mantan Terindah (Super Mellow Abeeeesss)

Kehilangan yang menyenangkan adalah, di saat kita berpikir dua kali tentang arti perjuangan yang tidak fokus pada bentuk fisiknya, tetapi nilai untuk meraihnya. Perasaan yang membekas karena sudah bertahun tahun menemani saat hujan, terik, kemarau, susah, senang, galau, pusing, deg-deg an, bosan, jatuh cinta, kecewa, dan segudang kondisi lainnya memang tidak mudah, awalnya. Mungkin jika dia bisa berbicara, dia akan memiliki perasaan yang sama dengan saya. Selalu tergenggam dalam telapak tangan yang saya yakini bahwa bisikan hati kami pun terhubung tanpa disadari.

Pernah dia hilang, dan kembali lagi dalam genggaman, itu karena waktu dia bersama saya masih bersemi nyata. Atau ketika dia mati suri karena penopang energinya harus soak karena beban penggunaan yang melampaui batas dan kembali hdup kembali dengan penopang baru sehinga dia bisa memiliki energi lagi dengan lancar.

Perjuangan saya kali pertama mendapatkannya penuh perjuangan dan kerelaan. Di saat semua orang sudah menggunakannya pertama kali, saya masih acuh. Dan menganggap memilikinya tidak begitu penting untuk keseharian saya. Tapi, pekerjaan saya menuntut saya meraihnya dengan gaji pertama saya, yang saya cicil selama 6 bulan. Maklum gaji pertama dengan nominal standar, saya berusaha membeli dirinya dengan harga sejumlah gaji saya ketika itu. Sedang saya, bertekad ketika saya sudah dewasa, saya akan memenuhi kebutuhan hidup saya dari jerih payah sendiri. “If i want it more, so i must to try harder”

Bagaimana menahan nafsu untuk tidak membeli ini itu, karena masih harus menyicil, masih saya ingat sampai sekarang. Demi sekotak hitam Blackberry dalvis hitam, saya rela tidak menghabiskan uang untuk hal-hal yang main-main. Menyisihkan 600 ribu setiap bulan tidak mudah bagi saya. Tapi Sekali lagi, tanpa dia saya tak berdaya mengerjakan pekerjaan saya, sulit berkomunikasi dengan kolega, dan silaturahmi sudah pasti terhambat. Kini sudah berjalan hampir 4 tahun, kotak hitam itu sudah tidak ada di sekitar saya. Dia hilang dirampas orang karena keteledoran saya.

Pagi hari ketika mengantri KRL untuk ke kantor, tiba-tiba saya didorong dari belakang berlebihan. Ketika di KRL saya baru sadar, dia sudah tidak ada. Memang sebelumnya, bb saya rusak dan selalu mati tiba-tiba. Di saat itu, saya celoteh akan membeli iphone kembali setelah iphone saya hilang kala itu. Saya pun memesan kakak saya yang sedang di Singapore seminggu yang lalu. Malam hari sehari sebelum dia dirampas, perasaan saya tidak enak. Merasa was-was, mungkin bisa jadi karena kelelahan. Dan benar, pagi harinya di entah di mana.

Kejadian ini membuat saya ikhlas dan lega. Saya tidak menyesali atas apa yang sudah terjadi. Kelalaian menjadi evaluasi saya yang berharga. Namun, dibalik keteledoran saya, saya sangat yakin, jalan-Nya memang sudah seperti itu. Dia hilang tak berbekas bisa jadi karena memang sudah saatnya saya mengganti telepon genggam yang lebih baik darinya. Saya tidak bisa menggunakan smart phone 2 genggam dan berbagi cerita dengannya sekaligus. Karena mungkin, Allah Tahu jika saya akan mengganti iphone, saya akan menelantarkan dia tak ber energi (jarang dicharge) dan miskin (tak berpulsa).

Innalillahi dan Alhamdulilah dua fase akhirnya. Perjuangan meraihnya selama 6 bulan dan mempertahankan selama 4 tahun, sudah menjadi prestasi saya untuk menjaga dan memperhatikannnya tanpa cacat. Memang, jika kita menginginkan segala sesuatu yang berharga, dan memiliki nilai yang tinggi menurut kita, dibutuhkan pengorbanan untuk mendapatkannya. Karena apa, ketika kita kehilangan, bukan lagi kesedihan tetapi senyum ikhlas yang menandakan keberhasilan kita untuk meninggikan atau meningkatkan kapasitas kita untuk mencoba mendapatkan yang lebih baik dari sebelumnya. Toh, hidup adalah berjuang untuk jauh lebih baik bukan?.

Apa yang kita miliki hanya sementara. Apapun dan siapa pun. Karena Dia, hanya ingin kita tidak berhala dengan benda mati yang fana, tetapi nilai yang sudah dikerjakan dan niat yang sudah kita torehkan. Semakin baik niat kita, maka semakin bernilai usaha kita. Dan hanya sedikit mereka yang menyadari pentingnya niat dan usaha. Terkadang kita sudah pesimis sebelum berperang, namun pada kenyataannya Allah akan selalu bersama kita dalam ruh keyakinan yang disebut optimis.

Selamat jalan Blackberry dalvis hitam.. Selamat datang Iphone 5c putih.. Mari kita tempuh tantangan hidup ini dengan Asik, gigih, optimis, dan ikhlas..

Terimakasih Allah, atas kecukupan rejekimu yang tak pernah putus tecurahkan kepada kami. Skeneraio Mu sungguh indah tiada duanya.. Alhamdulilah..

Ibarat judul lagu, kisah ini seperti Mantan Terindah yang dinyanyikan oleh Raisa. Lagu sedih, tapi begitu indah dan nyaman di dengar ketika dinyanyikan oleh suara Raisa. *Duh.. jadi mellow banget.. Udah ya..*

Adioss..

Our Childhood Member

IMG-20150514-WA000 IMG-20150514-WA001 IMG-20150514-WA002 IMG-20150514-WA003 IMG-20150514-WA004 IMG-20150514-WA005 IMG-20150514-WA006 IMG-20150514-WA007 IMG-20150514-WA008 IMG-20150514-WA009 IMG-20150514-WA010 IMG-20150514-WA011 IMG-20150514-WA012 IMG-20150514-WA013 IMG-20150514-WA014 IMG-20150514-WA015 IMG-20150514-WA016 IMG-20150514-WA017 IMG-20150514-WA018 IMG-20150514-WA019 IMG-20150514-WA020

Cepet banget.. waktu ini berputar. Kami yang kecil bertemu dengan dua yang sudah menjadi ibu. Next time, we will meet up for one or more additional member who get marry.. aamiin.. hihihi

Ketika ditanya tentang Jilbab

 

 

Harus saya sampaikan, bahwa apa yang digunakan tentu ada alasan mendasar yang harus dipertahankan. Kali ini saya ingin bercerita bagaimana seorang kerabat yang jauh-jauh datang dari Denmark untuk hubungan bisnis dengan perusahaan di mana saya bekerja.

Mr. Darcy Werneck, we usually call him, Darcy. So he has been here for a week to visit another company. Joining with us, we’ll introduce our co-brands “Ellepots system”. He is 51 years old. He just attended his self for Indonesia’s farming experimental taken. A little bit explanation about our brands, The Ellepots is forestry seed process unit for kind of forestry industry comodities. Such as pulp, eucalyptus, banana, teak, and pines. Not only many kinds of forestry comodities, but also we offer the possibility for nursery section. For example Sugarcane, Palm oil, and Tobaco.

Jadi ceritanya, Darcy datang untuk merencanakan perjalanan bisnis di Indonesia bersama perusahaan kami. Selain ia menjelaskan mengenai teknologi mutakhir tentang perbenihan bernama ellepots, Ia juga akan berkeliling Indonesia untuk berkunjung ke beberapa perusahaan yang menjadi target pasar kami. Di sela-sela persiapan presentasi, Darcy dan tim mekanisasi perusahaan kami melakukan pemasangan mesin. Darcy berperan sebagai tutor. Saya ada di sana, untuk mengambil beberapa gambar untuk Advertorial.

Indonesia sepertinya sedang musim kemarau. Dan Tangerang luar biasa panas. Beberapa kali Darcy mengusap keringat. Dan setelah ia melakukan set up mesin, kami pun kembali ke ruangan meeting dan meneguk air kelapa yang menjadi minuman kesukaannya. Di sela-sela pembicaraan, ada hal yang membuat saya tertantang. Darcy mengajak saya berbincang mengenai Indonesia, mengenai pertanian Indonesia, dan tentang diri kami masing-masing.

Usia nya memang sudah tidak muda, tetapi dia sangat enerjik dan mudah bergaul dengan siapa pun. Sampai pada pertanyaan, “Kantri, why do you cover your beauty hair with veil on your head?. Today’s so hot, do you feel sultry, don’t you?”.

Saya pun menjawab, “Sure, i feel sultry. Tapi saya sudah terbiasa. Jadinya mau sepanas apa pun, saya wajib menutup rambut saya. This is about belief. I’m as a Moslem woman, must to cover our beauty boday from the top to the bottom”.

Darcy mungkin tidak percaya, mengapa kami rela menggunakan jilbab, dan dia sedikit membuat saya terbang ketika berkata, “You look so beautiful. Why must be covered by veil. The man might be unseen what you have. Kamu tidak terpaksa menggunakannya kan?. Atau kamu tidak ingin laki-laki merasa patah hati ketika nanti melihat kalian seperti apa?”

Saya menjawab, “No. I don’t be affraid anymore. Because that i decide to covered my body, is order to protect me from the harrasment to me, or i would not to crash some attitude’s males by me. I know what a males thinking. They have higher lobido codition than women have. Untuk itu, kami menjadi agar laki-laki untuk tidak melukai perasaan dan tubuh mereka dari hal-hal yang mematikan”

Makin panas, makin penasaran juga nih ceritanya Darcy. Kembali ia mengulik dan bertanya, mengapa dapat mematikan perasaan. Saya pun ikut tertantang. Penjelasan berbagai macam penyakit seperti AIDS, tau kelamin semua berawal dari hasrat yang terlalu melampaui batas. Ia sadar itu. Hanya, saja ia begitu penasaran mengapa harus ditutupi. Mahkota kecantikan yang seharusnya diperlihatkan oleh banyak orang, justru terhalang oleh sehelai bernama jilbab. Dan jauh lebih detail saya pun menjelaskan bagaimana Islam mengangkat dan menjaga martabat perempuan dalam kehidupan sehari-hari.

Berawal dari obrolan jilbab, kita pun berbincang seputar kesetaraan jender. Perlu diketahui, di Denmark, isu jender sudah tidak asing. Mereka sudah setara. Bagi Darcy, Islam mengapa tidak membebaskan perempuan. Dan perempuan hanya nurut dan kata Darcy perempuan Islam hanya “Enjeh-enjeh” <– Ujar Dia sambil memperagakan dengan gesture.

For us, Women must be explored their potential capabilities by their self. Their life is own decision. So much better if they can do all everything they want”. Kata Darcy.

So, why do arabian women, especially in Egytp. Weared veil until cover almost their body. Covered their face, actually. While you don’t wear like that ?” . 

Saya hanya mesem-mesem, lagi mikir sih sebenarnya. “Mau jawab kek mana ini ya..” hehe..

“Well, Darcy i think it because of geography and cultural roles reason. The Middle east countries have uniqally geography contour. They have a lot of desert of sands. If they flies up arround, they will be so dangerous for eyes and respiration system. Not only about geography, but also cultural roles could that be a reason why they covered their self. Highest libido, and historical civilization since a long-time-ago, to push up to become protected itself. So, if you ask me why we were become backward by the husband, maybe you have to see what is responsibilities between a man and women should be?. Islam, had dividing about that. A man must become a leader who will guide the team to be a winner and success to the final place. Victory for a whole life. At the last time, at the end this life, The Husband will requested by God for their responsibilities. If he had do something bad, he will push off into the hell. While, if he had do something right, he will be given a heaven”. Ujar Saya.

“What kindda of the right thing or bad thing to do or don’t do for man responsibilities?”. Darcy, bertanya lagi.

“Guidingness to pretecting his wife, his children, to do the right thing. The right things are goodness prays “Sholat” , Teach some Islam manners, Those manners as we usually called by “Rukum Islam”, Step by step as a good Muslim. Husband and father are two side of differenciacies causes. Husband must be kind and fairness treatened to his wife. So is the different situation, father has maintenance to fixed their children character, How’s he give food supply for, and get the money from halal occupation”. Kata Saya.

Mendengar penjelasan saya, Darcy hanya berkata “Hm.. I See”.

Jilbab, emansipasi, dan Islam. Tiga hal yang sudah pasti berkaitan. Hingga pertemuan saya selanjutnya dengan Darcy, ia tetap memuji saya. Entah dari warna pakaian saya, atauka jilbab yang saya gunakan. Mungkin Islam terlihat seperti mengekang, dan tidak bebas. Tapi Islam adalah agama yang benar bagi mereka yang beriman. Jadi jangan merasa minder jika banyak yang bertanya mengapa kamu begini, begitu, kok berbeda, dan lain sebagainya. Karena pada dasarnya pun, hanya sedikit kaum pengikut Nabi Muhammad kelak. Dan semoga kita termasuk salah satu deretan pengikut Rasulullah di akhir zaman nanti. Aamiin..

 

 

Ketika Hati Berbicara Melawan Fisik yang Terdiam

Tale as old as time
True as it can be
Barely even friends
Then somebody bends
Unexpectedly

Just a little change
Small, to say the least
Both a little scared
Neither one prepared
Beauty and the Beast

-Beauty and The Beast-

Siapa yang tidak kenal dengan lirik lagu disney dari film “Beauty and the Beast” yang sukses merubah mindset bagi siapa pun yang menontonnya. Sebuah film yang menceritakan seorang Pangeran yang dikutuk menjadi si buruk rupa, yang akhirnya menemukan cinta sejatinya seorang perempuan cantik. Namun anehnya, si buruk rupa itu kembali berubah menjadi laki-laki tampan. Ya.. karena faktor kutukan yang mengharuskan dia berubah seperti itu. Dengan syarat, ia menemukan cinta sejatinya.

Sekarang bayangkan jika dongeng itu, ada pada kisah sebenarnya. Ada sosok yang buruk rupa ditemukan oleh seorang wanita yang sempurna, yang sedang mencari cinta sejatinya. Apakah akan memiliki akhir kisah yang indah juga?

Apakah hati bisa menutupi segala kekurangan yang terlihat?. Jawabannya bisa jadi.

Ada orang yang memiliki wajah tampan, tetapi ternyata ia tidak memiliki budi pekerti yang baik. Atau ternyata sebaliknya, ia memiliki wajah yang tidak tampan tetapi memiliki hati yang sangat mulia. Well, hari gini gitu loh. Mencari orang yang baik sangat sulit sekali. Bermodalkan ketulusan ia coba satu persatu usaha hingga bahkan keputus asaan menerjang sanubarinya. Tapi ia percaya, suatu saat ia akan mendapatkan yang terbaik.

Sulit rasanya membayangkan wajah buruk yang dimilikinya dengan kondisi psikologis yang bertahun-tahun tertahan. Menjadi buruk rupa buka keinginannya. Tapi mengapa setiap orang yang di dekatnya menghindar?. Padahal hati di dalam begitu mulia, begitu halus, dan begitu istimewa.

Sulitkah ia akan bertahan dengan kondisi yang ia diinginkan?. Semoga kamu bertahan, dan kebaikan hati mu kian bersinar, hingga banyak orang yang akan melihat emas dalam hati mu dan menerima tanpa ragu.

Fast Furious 7 : Salud Mi Familia

sumber : ticketslk.com

sumber : ticketslk.com

 

Keberhasilan film Fast Furious 7 kali ini membawakan hasil bombastis. Setelah seminggu peluncuran perdana pada pada April 2015, Furious 7 sudah mengantongkan Rp. 4,9 Trilliun. Film ini mengungguli judul-judul film yang tayang pada waktu bersamaan, seperti Cinderella dan Insergent.

Ada yang menjadi perhatian khusus pada sekuel fast furious kali ini. Paul Walker, salah satu pemain utama meninggal karena kecelakaan pada tahun lalu, di mana pada saat itu, sedang dilakukan penggarapan film ke-7 yang menurut Ludacris, pemeran Tej Parker dilansir dari Metronews.com mengatakan, “Paul telah menyelesaikan 80% syuting, yang kemudian dilanjutkan oleh kedua saudara kandung Paul Walker”.

Penonton, menjadi tambah penasaran dengan nasib kelanjutan film selepas walker meninggal, setelah Vin Diesel dan beberapa aktor lainnya menyebutkan ada kejutan untuk penonton pada furious 7 pada laman sosial media pribadi mereka.  Ini menjadi pertanda baik bagi penonton, bahwa Furious 7 tidak mentah begitu saja.

Antusiasme membludak ketika hampir seluruh bioskop membuka studio tambahan lebih dari dua untuk furious 7. Tidak heran, jika jumlah penonton pun membludak mencapai lebih dari 1,5 juta penonton (Sumber: entertainment kompas.com). Tidak hanya menampilkan trik-trik balapan liar, alur cerita, atau kesan sensasional, Furious 7 memberikan tribute to Paul. “Paul seperti masih hidup. Kita sedih nontonnya”. Ujar Marissa setelah menonton di XXI Blok M Plaza.

Pesan keseluruhan Furious 7 adalah kecintaan terhadap keluarga. O’Connor yang diterangkan sebagai suami adik dari Dome, merupakan sosok suami yang sangat mencintai keluarga. Dome berjanji, akan mengembalikan O’Connor pada keluarganya. Pesan ini multitafsir. Dalam cerita seolah Paul memang harus meninggalkan drama balapan liar ini. Paul benar-benar kembali dan tidak kembali untuk bersama sekuel Furious lainnya.

Seluruh penonton menjadi kian haru ketika scene akhir perpisahan Dome dengan O’Connor yang dengan lirih mengatakan, “Wherever you are, you are still my brother”. Cuplikan-cuplikan Paul pada scene pertama hingga akhir diputar sebagai kenangan untuk Paul. Musik latar yang haru dari Wiz Khalifa feat Charlie Puth juga mengiringi air mata yang jatuh pada raut wajah penonton saat itu.

Maka tidak heran, Furious menjadi sesuatu yang besar di Bulan April ini. Tidak hanya dinanti kelanjutannya, tetapi rasa rindu penonton untuk terkahir kalinya melihat Paul Walker pada Sekuel Fast Furious. Memang momentum yang tidak disengaja, tetapi menghasilkan cerita yang indah dengan pesan yang dalam, bahwa apa yang terjadi kedekatan persahabatan nomor satu. Dan keluarga hal terpenting dalam hidup.

Goodbye Paul.. We’ll miss you after..

Masih Adakah Lelaki Baik di Sana?

 

Suatu ketika saya ditanya oleh seorang teman yang kebetulan berjenis kelamin Perempuan masih single, dan dalam proses pencarian pendamping hidup.

“Kantri menurut lo, arti dari kalimat, engga harus cantik, yang penting bisa n gak malu-maluin dibawa kondangan” itu apa?. Cantik juga bukan?!”.

Awalnya, saya menganggap biasa jika membaca pertanyaannya yang dikirimkan melalui Whatsapp. Namun ternyata, ini serius. Bukan pada apa yang tertera di kalimat tersebut, melainkan pada motif yang terjadi pada diri teman saya saat itu.

Saya tahu, ia saat ini sudah sangat cukup usia untuk berumah tangga. Kesiapannya ditunjukkan dengan kesiapan mental, pola pikir, dan juga dalam hal rejeki pekerjaan. Saat ini ia tecatat sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Kementrian ESDM Jakarta. Dan pada kesempatan yang lain, memang teman saya sangat periang, lucu, penghibur sejati, cerdas, dan tulus. Akan tetapi, sudut pandang lain menepis keindahan pada dirinya. Pertanyaan yang ternyata membuat dirinya tidak percaya diri sebagai perempuan terbaik.

Saya pun merespon pertanyaannya dengan membesarkan hatinya. “Iya, itu artinya bisa jadi karena fisik”.

Tidak puas dengan jawaban saya, ia pun kembali bertanya, “Apa semua laki-laki otaknya seperti itu ya, kantri?. Gue jadi minder seminder-mindernya diri gue lah”.

Sedih loh dalam hati. Mengapa seorang yang periang, baik hati, jago masak, cerdas, perhatian, dan penghibur sejati semacam dia harus minder seminder-mindernya karena asumsi pemikiran laki-laki yang lebih mementingkan fisik ketimbang alasan lain dari seorang perempuan.

Saya agak lama membalas pertanyaan itu. Sebab, saya juga tidak bisa menjelaskan secara akurat apakah benar atau salah dari pola pikir laki-laki yang lebih mementingkan faktor fisik dari seorang perempuan. Tapi memang bukankah, pola pikir laki-laki dan perempuan hampir sama?.

Ketika banyak laki-laki yang memilih karena fisik, ternyata banyak juga perempuan yang tergila-gila dengan keadaan fisik laki-laki yang tampan, kece, dan super tajir. Hal itu jelas nyata ada di dunia ini. Akan tetapi, pemilihan faktor fisik atau bahkan faktor dompet, itu hanya dimiliki oleh mereka yang tidak tahu konsep dasar dari sebuah kebahagiaan dan pentingnya sebuah keluarga.

Bagi mereka yang sudah siap menikah, jelas faktor fisik tidak lagi menjadi penentu, tetapi akan bersifat relatif. Atau bagi seorang perempuan yang ingin memiliki laki-laki yang super tajir, akhirnya bisa berpikir bahwa, kekayaan itu bisa dicari, tetapi apakah kekayaan itu halal atau haram?, ataukah dari mana uang itu didapatkan?, Lalu apakah bisnisnya bisa berkembang atau tidak?.

Artinya, bukan lagi soal apa yang dilihat secara tampak luar. Tetapi melihat secara dekat dari sosok secara kepribadian. Percuma jika dia tajir, tapi ternyata bantuan orang tua (misalnya). Ataukah, percuma di tampan, jika ternyata malah bikin hati kita sebagai perempuan tidak tenang (misalnya). Atau pada sisi seorang laki-laki, percuma dia cantik jika ternyata kecantikannya hanya menjadi senjata pamer di sosial media, bukan untuk suaminya. Atau percuma dia seksi jika ternyata banyak laki-laki yang akhirnya menikmati lekuk tubuh tanpa permisi kepadanya.

Jelas sudah, perbedaan pola berpikir orang dewasa dan tidak dewasa sangat signifikan. Orang yang sudah siap menikah tidak lagi berpikir pemikiran orang tentang apa yang tidak seimbang di mata mereka. Tetapi apa yang menjadi dasar kebahagiaan untuk dirinya.

Maka tidak heran apabila ketika kita berjalan di sebuah pusat perbelanjaan, kita melihat ada sepasang suami isteri yang isterinya cantik dan suaminya biasa banget. Atau sebaliknya. Mereka tidak lagi berpikir layak pantas atau serasinya atas pemikiran orang lain terhadap mereka berdua.

Ada teman yang menikah dengan orang biasa – biasa saja secara fisik. Padahal teman saya sangat cantik. Ternyata ia berpikir, percuma dia tampan, kalau ternyata tidak sayang dengan kita. Sedangkan laki-laki yang biasa-biasa aja sangat sayang dan benar-benar ingin menjaga dirinya secara halal tanpa basa basi. Walaupun di lain pihak, banyak yang mengatakan, “Jadi Perempuan itu jangan asal pilih. Jangan mentang-mentang deadline usia, jadi deh asal yang mau aja terus mau aja dinikahin”. 

Hm.. entahlah, jika kita sibuk dengan pemikiran orang lain, pasti tidak ada habisnya. Nah, teman saya menunjukkan bahwa pernikahan adalah urusan 2 orang dan 2 keluarga besar. Bukan mereka yang hanya melihat dari balik beton semen.

Kembali pada kasus pertanyaan teman saya. Ia memang memiliki tubuh yang tinggi besar. Ia gemuk karena merasa dengan gemuk ia bahagia. Kemudian ia bertanya, “Apakah gue harus diet gitu ngurusin badan biar laku?”

Saya membenarkan. Untuk menjaga kesehatan badan. Tubuh terlalu gemuk juga tidak bagus untuk kesehatan tubuh. Dan diet dengan motif mencari jodoh, wah.. saya tidak setuju. Dengan luar biasa belagak bijaksana, saya pun mencoba mengembalikan aura positif dirinya.

“Tenang teh, masih ada laki-laki yang sangat baik dalam melihat diri kita dan tercipta khusus untuk menyayangi kita secara utuh di luar sana. Biarlah ada opini laki-laki yang memuja kecantikan fisik seseorang itu fakta. Tapi, ada juga yang fakta memuja kepribadian terbaik dari seorang perempuan”.

Obrolan kami pun berakhir. Setelahnya, saya jadi berpikira, “Eh beneran masih ada kan laki-laki baik di sana?”. :p

Ada yang bisa menjawab ?!.

By alwayskantry009 Dikirimkan di my soul

1000 Kali Jatuh Cinta dengan Tulisannya

 

 

Pernahkah, merasa jatuh cinta dengan sebuah tulisan seseorang?. Bagaimana rasanya?. Engkau tau orangnya dan kau menyukai segala frasa kalimat yang ia gunakan untuk mengungkapkan segalanya. Dua konsep yang berbeda. Apabila menyukai sosok orang bisa jadi dalam kenyataan. Atau bisa jadi setengah dari kenyataan. Tapi ini lain. Orang yang dikenal selalu menggoreskan tulisan yang menurutnya sangat penting pada laman pribadi. Banyak hal yang diceritakan mulai dari pekerjaan, sudut pandang terhadap sesuatu, atau kegelisahan pribadi.

Harus saya akui, saya sudah jatuh cinta terhadap dia pada tulisannya. Gaya penulisan yang mudah dibaca, frasa dan alur penulisan yang menarik menjadikan segalanya tampak nyata. Seperti saya bilang, Dia seperti nyata dalam ucap. Walau Saya tahu Dia sangat diam di depan banyak orang. Pernah seharian saya berusaha membaca tulisan judul demi judul, anehnya sulit untuk bosan.

Saya tahu, Dia pasti sosok yang romantis. Saya jamin itu. Memang semua tulisan bukan urusan cinta, tetapi dia begitu pandai memilih istilah dengan yang sangat menyentuh sisi emosional bagi siapa pun yang membaca. Tidak bualan, atau semacam istilah lebay seperti orang kebanyakan. Dia cukup menggambarkan sesuatu dengan singkat dan makna yang dalam.

Dia sosok yang sistematis. Sebuah tulisan mencerminkan bagaimana si penulis mengembangkan kerangka berpikirnya. Begitu juga dengan Dia. Alur cerita yang membawa pembaca untuk mengikuti jalan pemikirannya yang sangat radikal terhadap sesuatu. Itu menjadikan penemuan terbaru yang akan membuka bentuk ketidak tahuan.

Dia sosok yang bebas. Berkali-kali membaca, saya tersenyum karena ikut membayangkan bagaimana sebuah tulisan dapat menyihir dua imajinasi untuk terbang bebas yang melepas jiwa yang sudah terhampas. Cocok sekali bagi mereka yang terkukung dari pecutan rodi metropolitan.

Dia sosok yang terkini. Setua apa pun atau bahkan usianya lebih muda, tulisannya akan mengulas tentang fenomena terbaru. Mungkin gaya berpakaian tidak harus mengikuti trend, tapi pemikiran dan selera dalam menyalurkan kesenangan, dia adalah sosok yang terkini.

Saya tahu siapa orang pemilik tulisan tersebut. Tapi Saya sulit bertatap muka dengannya. Dan hanya setumpuk judul dalam laman yang bisa saya nikmatin dalam sendiri. Seperti halnya dengan mencintai seseorang. Bagaimana mencintai segala bentuk kejujuran baik pahit manis perilaku, dan sama sekali tidak ada penambahan diksi di dalamnya.

Atas nama ketulusan, tanpa paksa dan beban, Dia tawar tanpa pamrih. Tidak untuk dikenal, tida untuk menyombongkan diri, walau pernah suatu kali Saya mendecak kagum dengan verbal dan mengharapkan dirinya menulis dalam bentuk buku. Entahlah.. kapan saya sampaikan kembali kepadanya untuk kelebihan yang dia miliki. Sungguh, saya sangat jatuh cinta terhadap tulisan mu. Bahkan sudah 1000 kali.

By alwayskantry009 Dikirimkan di my soul

Kembali ke Bandung

 

Mengapa selalu senang dengan kota ini ya..

Kota penuh kenangan dengan aksi mahasiswa dan persaudaraan tak tergantikan, bermula di Kota Priangan ini. Hingga pukul 11:54 saya masih di Balubur. Tempat grosiran yang lumayan bersih dipinggir jalan tepat bawah jembatan layang Pasopati saya memandang Gedung ITB Magister yang letaknya sangat dekat dengan lokasi saya berada.

Di tempat duduk ini saya mencoba menerawang jauh ke belakang. Ternyata Bandung makin panas. Tidak sesejuk kala itu. Saya yang masih biru, mencoba mengenal apa itu gerakan mahasiswa oleh para senior kampus biru (Unpad). Hingga akhirnya, mengenal organisasi, mengenal politik, dan mengenal apa itu loyalitas tergores manis di Bandung.

Dalam hidup saya, dua kota bersejarah adalah Jatinangor dan Bandung. Nangor-Bandung yang hanya ditempuh 1 jam perjalanan menggunakan Damri yang berbayar 5000 ketika itu, menjadi titip temu dan titik pisah sebuah persahabatan dan persaudaraan.

Kebersamaan suka dan sedih, keringat lelah, dan dan isapan jempol karena luka, ada tergambar jelas di dua kota itu. ITB dan Unpad dua kampus yang memiliki nyawa yang sama selama 2 periode kami. Masih ingat dalam ingatan, wajah-wajah mereka satu persatu, dalam tawa dalam sinisan, dalam dekapan persaudaraan yang sampai detik ini tidak akan saya lupa.

Tidak hanya ITB, ada juga UPI, STT Telkom, Tekstil, Polman, Polban, Dan kalian lah wahai Bandung Raya.. saya benar-benar rindu masa itu. Konsolidasi malam yang mengharuskan saya berkumpul dengan mereka (mau tidak mau) menjadikan ingatan manis bahwa pergerakan ini tidak mudah. Butuh pengorbanan. Apa pun segala finansial, dan fisik harus menjadi tantangan. Walau mereka kebanyakan laki-laki dan saya perempuan yang terkadang satu-satunya di sana, tidak lantas menjadikan saya liar dan atau semacamnya. Melainkan mereka, menjaga saya penuh tanggung jawab. Mengantarkan saya pulang ke kosan dengan selamat hingga depan pagar kosan. Oh benar sekali, mereka saudara terbaik yang saya jumpa ketika itu.

Sekarang, waktu merubah segalanya. Jalan ini ramai dengan kendaraan ke sana ke mari. Ramai dalam sepi. Mereka sudah menjalani ruang dan waktu dunia mereka. Ada yang sudah bekerja di Bank Indonesia, Pebisnis, Sosialpreneur, Volunteer, dan Dosen. Entahlah dunia cepat berputar..

Bukankah, setiap Jum’at begitu rutin kami melakukan aksi?.

Masih ingat betul, jalan ini. Siang ini, kalian masih menggunakan jas alamamater hingga kami beragam warna dengan selembar rilis mengenai suara kami. Kau berdiri di sana, Dan Kau berada di atas mobil dengan kekuatan daya 10 Watt, sedang yang lain sibuk merapihkan barisan kawan kita. Suara kita membuat hingar ruas jalan. Bahkan mereka sudah hafal ketika kita turun ke jalan. Luar biasa..

Jiwa ruhiyah anak Bandung Raya begitu terlihat ketika sudah berkumpul di rumah Allah. Tidak lagi politik, bahkan strategi. Melainkan tausyiah. Satu per satu menyampaikan tausyiah. Begitu juga dengan saya. Macem di lingkaran, tapi ini berbaur atas nama siyasi.

Tapi percayalah, pergerakan ini murni karena Allah. walau sebagian orang menganggap pergerakan siyasi rentan dengan virus merah jambu, tapi bagi kami ini bukan virus tapi merah jambu. Rasa cinta kami satu sama lain, itu bermuara karena Allah. Saling percaya, saling cerita keluh kesah, hinga membuat kita sadar dan tenang, bahwa kita bersama tidak sendiri. Amanah membuat pondasi kekal hinga sekarang. Itulah keuntungan bergerak dan berjalan atas nama Allah.

Nostalgia.. oh nostalgia, hingga lupa sekarang tujuan saya adalah bertemua dengan dosen Unpad yang sedang mengisi simposium di ITB. Perjalanan ini serupa dengan pergerakan, dengan dimensi yang berbeda. Semoga waktu bisa mempertemukan kita, guys.. we missed you all already so much..

bank hFBMdvFy0G

 

By alwayskantry009 Dikirimkan di my soul

Cinta ini untuk Mu

 

Tausyiah yang saat ini saya dengar sangat menyentuh perasaan.

Cinta Iman Kepada-Nya.

Itulah tema pagi buta yang menemani perjalanan saya menuju bandara. Iman sebuah percaya yang berasal dari Dzat Maha Besar mengingatkan materi liqo tempo lalu. Karena, iman adalah landasan utama pada diri Umat Islam, maka materi itu terus-terus diulang setiap pekan. Sama halnya dengan Allah menempatkan kedudukan iman begitu utama pada Al-Qur’an, yakni terdpat 846 kali.

Iman hanya ada pada diri kita dan Allah SWT saja. Bahkan Allah menempatkan kedudukan orang ber-iman pada sisi Nya yang mulia. Sebab, orang beriman akan mendapatkan kebersamaan dengan Allah. (At-Taubah : 40)

“Jika kamu tidak menolongnya (Muhammad), sesungguhnya Allah telah menolongnya (yaitu) ketika orang-orang kafir mengusirnya (dari Mekah); sedang dia salah seorang dari dua orang ketika keduanya berada dalam gua. Ketika itu dia berkata kepada sahabatnya, “Jangan engkau bersedih, sesungguhnya Allah bersama kita”. Maka Allah menurunkan ketenangan kepadanya (Muhammada) dan membantu dengan bala tentara (malaikat-malaikat) yang tidak terlihat oleh mu, dan Dia menjadikan seruan orang-orang kafir itu rendah. Dan firman Allah itulah yang tinggi. Allah Mahaperkasa, Mahabijaksana” 

Percaya segalanya akan datang dan kembali kepadanya, dan Allah Mahatahu segalanya yang terbaik untuk makhluk-Nya. Hidup sejatinya membutuhkan Rakhmat dan keberkahan dari Nya. Dan Dia, menguji kesabaran makhluknya untuk melihat tingkat keimanan kepada-Nya. Apakah di saat dia senang atau sedih, lebih dominan mengingat Allah.

Terkadang, kita akan kembali kepada Allah di saat kita sedih. Segala upaya ibadah wajib atau sunnah dijalankan demi sebuah pertolongan, lindungan, atau ketenangan. Namun bagaimana dengan kondisi kita sedang senang?, Biasa jadi kita justru mengurangi kedekatan kita dengan Allah.

Ada orang yang bijak mengatakan, Tingkatkan keimanan kita pada saat kita senang, sebab dengan seperti itu, Allah akan memberikan kita ujian kesenangan kembali yang melimpah. Artinya, jika harus dibandingkan dengan ujian kesedihan dan kesengsaraan, tentu kita akan memilih ujian kesenangan bukan?.

Akan tetapi, hidup itu terus berputar. Jalan hidup sudah ditakdirkan dengan sangat adil. Tinggal manusia bersabar menunggu takdir terbaik dari Nya. Dan hanya usaha untuk meraih Rakhmat dari Nya. Itu sebabnya, hidup akan selalu memiliki petunjuk (Taufiq).

Kita pernah merasa galau pada saat menimbang dua sisi yang mungkin harus dipilih. Ketika pada kondisi tersebut, ketika hati dan pikiran kita hanya tertuju/mengingat kepada Allah, maka itulah petunjuk dari Nya. Sebab, orang yang beriman akan tahu, mana yang Allah suka dan tidak suka, mana yang benar dan tidak benar. Jika sudah demikian, memang sudah selayaknya kita kembali menyerahkan segalnya kepada-Nya.

“Allah mungkin saja mengabulkan do’a dan permohonan kita. Tapi, jika itu tidak terbaik untuk kita, Allah akan tidak ridho memberikan kepada kita”. Ujar seorang ustad.

Mendengar ucapan Sang Ustad, saya langsung menitikan air mata dalam diam. Yaa Allah, begitu banyak obsesi dalam hidup. Begitu banyak perasaan dunia yang masih dianggap terbaik untuk kita, dan Do’a adalah senjata ampuh untuk itu semua. Tapi, Apakah Allah Ridha, saya tidak tahu.

Allah, iman benar-benar rahasia antar kita berdua saja yang mengetahui. Bukan mereka yang selalu menilai dari tampak luar pada diri seseorang. Sungguh, kesabaran adalah cara menunjukkan keimanan itu sendiri tidak mudah. Tanpa sadar mulut ini terkadang lupa dan mengeluh atas apa yang tidak saya ketahui setelahnya.

Keberhasilan di dunia, bagi sebagai orang mungkin luar biasa. Tapi, sekali lagi Yaa.. Allah, biarkan kami merasakan keberhasilan dunia akhirat. Berikan kami, keberkahan atas rezeki penghasilan dari jerih payah kami bekerja. Berikan keberkahan dari setiap prestasi ilmu yang telah kami torehkan. Jangan biarkan kami sombong dan takabur atas keangkuhan dasar manusia. Jika kami seperti itu, maka ingatkan kami. Sebab, hanya Engkau Maha Cinta yang selalu sayang kepada kami dengan setulus-tulusnya cinta.

Kami boleh bersedih oleh Cinta dunia, tapi sadarkan kami bahwa cinta dunia hanya sementara, dan kembalikan kami pada Cinta sesungguhnya. Maka bimbinglah kami..

By alwayskantry009 Dikirimkan di my soul

Modus Baru, Tapi Menyenangkan

Harus saya akui, cerita gombal macem di dagelan opera van java itu benar nyata terbukti ampuh. Jum’at (6/3) Saya keluar kantor pukul 18;30 dari kawasan industri Jatake. Kemudian, saya melaju dengan langkah cepat sebab, truk truk pengangkut barang dari pabrik sudah melintas menutupi tubuh saya yang hanya segede semut jika dibandingkan truk-truk itu. Lumayan menyeramkan, karena ketika melihat roda-roda besar itu mengingatkan saya akan beberapa kecelakaan yang marak terjadi akibat roda itu. “Bayangkan, ada orang di bawah roda besar itu yang terlindas tewas”. Gumam dalam hati dengan was-was. Namun, apa daya hidup di dunia industri harus mengenal dunia seperti ini.  Jadi, anggap saja ini hiburan.

Tidak lama, mendekati tepi jalan raya besar, tanpa menunggu lama angkutan umum berwarna biru telur asin sudah memarkir tepat di pinggir sebelah kiri saya. Waktu yang mendesak, saya putuskan untuk menaikki angkutan umum yang ternyata hanya berisi 1 orang penumpang pria.

Ketika duduk dan membereskan masker wajah untuk saya lepas, pria itu melihat saya lumayan lama. Singkat kata di pertengahan jalan, pria itu bertanya kepada saya dengan wajah yang senyum-senyum manis, semacam ada semut besar dihadapannya yang siap menggerogoti tubuhnya satu persatu.

“Mbak, jam berapa sekarang?”, Tanya dia dengan sopan.

“Jam setengah tujuh lebih limas belas menit”. Saya pun menjawab singkat. Saya pun mengambil telepon genggam saya yang dari tadi kedap kedip pada lampu sensor merah di sebelah kanan atas. Sedangkan pria itu, masi terdiam ketika saya hanya menjawab demikian.

Tidak lama, pria itu bertanya kembali, “Mbak, baru pulang kerja?”.

Saya mengangguk sambil tersenyum, tanpa mengadahkan kedua tangan yang ditekukkan tentunya. hehe

Belum puas, dia kembali bertanya, “Kalau boleh tahu, ada lowongan pekerjaan enggak ya di kantor embak?”.

Sambil melirik ke kiri ke kanan dan mengingat wajah HRD saya, saya pun menjawab, “Ada admin untuk eksport import”.

Dengan penuh percaya diri pria itu bertanya posisi kerjaan saya dan kendala dalam bekerja seperti apa. Dengan lempeng, saya menjawab apa adanya fakta saja. Kira-kira obrolan kami berlanjut seputar pendapatan gaji saya sebulan, kemudian, jobdesc saya bekerja.

Karena saya rasa, tidak afdhol jika tidak menghormati pria itu yang sudah keppo terhadap saya, saya pun bertanya, ” Masnya, kerja kah?”

Dia menjawab, “Iya”

Setelah selidik punya selidik ternyata dia agent outsource sebuah agency ketenaga kerjaan. Sambil tertawa, saya pun berbalik umpan.

“Wah, jadi lagi survey nih ceritanya?”. Ledek saya sambil memperhatikan raut wajah yang remang akibat lampu angkutan umum. Pria ini hanya tersenyum. Tubuhnya bergeser pindha duduk kiri dan kanan, seperti orang salah tingkah.

“Mbak. sudah berkeluarga?”. Pancing dia.

“Belum”. Jawab saya dengan santai macem di pantai.

“Sudah ada calon?”. Nah ini nih, jackpot banget saya dengernya. Bukan masalah pertanyaanya, tapi raut wajahnya yang super kocak bikin saya penasaran juga gitu.

“Hmm.. rahasia itu”. Tegas saya sambil mesem-mesem.

“Usia mbak, masih 23 tahun ya?”. Lagi-lagi dia memancing.

“Coba tebak, kira-kira usia saya berapa?”. Ahiiy… pancingan benar-benar nyangkut.

Pria itu berpikir dengan tampang super yakin bahwa dia titisan cenayang yang bisa meramalkan masa depan dan kondisi seseorang. Sebab, sebelumnya dia bercerita tentang gambaran tugas pekerjaan dia, yang mana harus mengajarkan setap calon-calon pekerja untuk dibina sikap perilaku dan ketrampilan. Yang nakal jadi baik, yang tidak bisa jadi bisa. Doi sih bilangnya Spesialis personalia. Asli lah, saya rada pusing sama istilah itu. Tapi sekali lagi ini hiburan.

“Saya rasa, mbak usianya 23 tahun”. Tebak dia sambil menggerakkan telunjuk maju mundur (enggak pake cantik yak!” :D)

Akibat tebakannya itu, saya langsung tertawa lepas. “Salah banget. Saya 26 tahun”.

Dia tertawa perih kayaknya pas tahu usia saya 26 tahun. hehe..

“Mbak asli orang mana?”. Kembali dia tanya.

Kembali saya tantang dia untuk membuktikan ilmu cenayang personalia yang katanya menjadi profesi dia saat ini. Ah, tapi sayang ternyata dia bisa nebak. Katanya dia bisa menebak dari wajah saya yang bulat. Hm.. kali ini maaf ya orang Sunda, kalau ada oknum yang menjeneralisasikan orang Sunda itu wajahnya bulat macem saya. hehe..

Dia pun mengajak saya main tebak-tebakan, untuk menebak usia dirinya. Spontan saja, saya tembak dengan angka 28 tahun. Pria ini tertawa sambil menunjukkan wajah kemenangan luar biasa.

“Salah. Saya itu kelahiran 93”. Ucap dia.

Bah !!. Shock dong kita !!.

Saya kira doi 28 tahun. Pembawaannya itu loh yang luar biasa, ehem.. mature. :-p

“Oh maaf maaf, saya salah tebak”. Salip saya sambil gigit jari dalam hati.

“Enggak apa-apa”. Jawab dia lemes. ” Mbak, pake bb ya?”. Tanya dia sambil menunjukkan telepon genggam saya yang saya pegang ketika itu.

Saya hanya menjawab singkat, “Iya”.

Sengaja saya tidak memberi buntut peluang agar ada tindak lanjut, karena jika dia harus memiliki nomor pin bb saya atau nomor telepon, wah.. bener-bener nih orang demen sama tante-tante macem saya gini. bahaha jangan dah !!

Inti dari cerita ini adalah, entahlah masih ada modus semacam ini. Akhirnya saya tahu, pria ini memakai jam tangan sebelah kanan yang ditutupi oleh safari warna hitam. Oke anggaplah ini modus. Tapi cara modus pria ini terlalu kuno. Perlu ada pemolesan di sana sini agar sedikit cantik maennya. Yah.. namanya juga anak kemarin sore. Mau modusin tante-tante macem saya gini, yang ada mah kena trap balik dari saya. Haduuuh Ojaaaan !!.

Tapi hikmahnya sih, jadi mikir nih, wajah saya itu beneran enggak sesuai dengan usia 26 tahun atau tidak ya?. Waduh, ini menyedihkan sekali jika benar. Justru malah dianggap bocah anak pengikut sekolah kepemimpinan tingkat kuliah lagi, dari pada dianggap sebagai perempuan kantoran. Ini tandanya, image building saya masih gagal. Jadi ceritanya saya ini sedang membuat image yang simple and mature. Tapi ternyata.. malah dianggap anak kemaren ospek kayaknya. Haduuh..

Modus tidak selalu menyeramkan, tetapi hiburan. Ya.. hiburan kalau modusnya gagal. Tapi jika modusnya berhasil, wah.. serem juga ya. Jadi jika menemukan semacam itu, coba dicek lagi, apakah dia memakai jam tangan, memiliki telepon genggam yang mirip dengan kita, atau posisi duduk yang kaku atau santai, serta arah percakapan. Dari situ, jangan ragu untuk memutar balikkan kondisi yang akhirnya benar-benar menjadi hiburan di saat lelah.

Duh, kedengeran jahat sih ya, tapi semoga ini hanya selingan hidup aja. Kalau diterima acuh kan justru hidup makin datar tipis pula. hehehe..

Yuk ah, waktunya tidur..

(Lupa besok udah harus flight pagi buta)

Good Night Indonesia…

 

 

 

 

By alwayskantry009 Dikirimkan di my soul

Menjadi Kekasih Allah

Dear Allah,

Ternyata susah sekali terus konsisten mencoba mengambil hati Mu. Upaya dan ikhtiar untuk terus memperbaiki diri tantangannya luar biasa unik. Jujur, saya sangat iri dengan mereka yang senantias berkelut haru, rindu, dalam dekapan mu. Seperti Ibu separuh baya yang rajin membaca Al-Qur’an di kereta selama perjalanan. Sedangkan saya, saya hanya beberapa ayat, dan selebihnya sibuk dengan dunia.

Ada lagi kesulitan saya, untuk benar-benar melepaskan semua apa yang bukan untuk saya. Dan mengembalikkan semua kepada mu dengan ikhlas. Sesulit itu kah, tantangan manusia hidup untuk menentukan jalan hidup mereka?

Akan tetapi, saya tahu sekali Engkau terus membimbing saya dengan tanda-tanda kebesaran Mu. Di situlah hati ini terenyuh hebat. Setiap hari saya bertanya dalam diam, dan ketika itulah, Engkau muncul dengan menunjukkan sebuah kejadian. Engkau memberikan jawaban yang tepat sasaran. Dan seketika itulah, sulit saya membendung air mata bahwa Engkau senantiasa bersama saya.

Wahai Allah, Maha Kekasih..

Susah sekali mencintai Mu dengan tulus ikhlas. Namun, pada hati ini sungguh menyadari bahwa ketenangan dan keselamatan hanya bermula dan berakhir kepada Mu.

Wahai Allah, Maha Kekasih..

Lindungi saya, dari perbuatan yang tidak benar dan Engkau benci. Tegur saya jika hati ini mendua dengan yang lain. Engkau masih memberikan ku kesempatan untuk bermesraan dengan Mu, di waktu-waktu sendiri ku. Maka, Bimbinglah saya untuk menjadi perempuan layak di syurga mu kelak. Ingatkanlah pandangan saya, Kaki saya, telinga saya, tangan saya, dan seluruh tubuh saya hanya bergerak dalam ibadah.

Wahai Allah, terimakasih atas segala kesempatan ku yang Engkau kasih untuk masih bisa berkumpul dengan orang-orang sholeha pagi ini. Setelah sekian lama, saya menunggu untuk kesempatan yang baik ini, bukan karena yang lain, tetapi karena dakwah ini membutuhkan ilmu agar tidak sesat.

Engkau Maha Tahu, apa yang saya alami saat ini. Berperang tidak dengan senjata, tetapi dengan pemikiran itu tidak mudah. Maka.. bimbinglah dan berkahi untuk setiap ilmu saya hari ini. Berkahi langkah kaki dan lisan yang senantiasa menghidupkan semangat dan jiwa setelahnya.

Semoga hari ini adalah jauh lebih baik.

aamiin..

 

By alwayskantry009 Dikirimkan di my soul

Bahasa, Gimik Ciamik dalam Bisnis

Sore ini, saya sengaja pulang tenggo (bunyi teng, langsung go) atau istilah mudahnya, buru ngibrit setelah nge bel. Fenomena ini langka sekali terjadi pada diri saya. Bahkan hal yang mustahil untuk pulang tenggo. Selain tumpukan pekerjaan, belum lagi harus menjawab setiap email kiriman dari klien.

Tapi dan tapi, berkat kejadian pembegalan yang marak terjadi di Tangerang dan Depok, alhasil saya diwajibkan, diharuskan oleh bos saya untuk pulang cepat. Intinya sih, “Gih, sono dah lo pulang buru, dari pada elu ilang, gue yang rugi”. Nah, kira-kira semacam itu. hehe..

Saya sih senang sekali harus pulang tenggo. Walaupun jalanan super macet, kereta super padat, dan perut yang super laper, tapi setidaknya saya masih bisa sampai rumah sebelum jam 9 malam WIM (waktu indonesia mampang). hehe..

Singkat kata, perjalanan masih seperti biasa. Pemandangan juga masih seperti bisa tepat 45 menit perjalanan. Tidak lama, handphone saya berdering. Ternyata mbak ayu, menelpon saya. Well, mbak Ayu adalah agency periklanan yang baru-baru saja menawarkan saya jasa periklanan untuk branding perusahaan. Kita belum sempat bertemu, tapi obrolan di email begitu dekat. Apa karena asas marketing yang sok dekat sok kenal kali ya, bisa jadi. Intinya, hubungan kami cukup harmonis.

“Halo, mbak kantri, maaf saya baru telepon diri mu nih”, Sapa Mbak Ayu sambil ketawa kecut.

“Oh Hi, mbak Ayu. Iya enggak apa-apa kok. Gimana gimana pesanan aku?”. Singkat saya.

“Iya nih, enaknya kita ketemua aja yuk mbak hari ini, biar sekali ketemu bahas desain dan harga minggu depan langsung cetak. Gimana?”. Tanya Mbak Ayu.

Tadaaaaa !!. Hari ini. Yeah hari ini, yeah tau aja dia kalo saya pulang tenggo. Gagal sudah !!.

Tapi bagaimana lagi, profesionalisme tjuy !!. Ibarat deadline emang udah sahabat sejati sejawat dalam dunia PR, jadi mau dikatakan aplagi..

Akhirnya saya menyetujui pertemuan itu. Ketemulah kita di sebuah rumah makan khas Jepang di daerah Sudirman. Setiba di sana, saya langsung celingak celinguk nyari orang. Sebenernya itu juga karena ditanya, “Sudah ada janji?” sama petugas infront officenya. Ternyata saya baru sadar respon saya itu sulit anti mainstreem loh. Ketika ditanya “Sudah janji” pasti celingak celinguk. hahaha..

Kemudian, saya segera ambil tempat duduk paling depan, sambil mengirimkan pesan singkat melalui WA.

“Mbak, aku udah di lokasi ya. Aku pake blazer biru dongker, rok berwarna hitam, dan jilbab bermotif Pink fanta”. Kira-kira seperti itu isi pesan singkat saya.

Sambil membolak balikan daftar menu, celingak celinguk sekeliling rumah makan ini, berharap ada gitu yang tiba-tiba kenal dan diajak traktir, eh taunnya kosong enggak ada orang kecuali saya. Good !

20 menit berselang maju, tiba-tiba ada yang datang menghampiri, sosok perempuan cantik dengan tubuh yang sedikit berisi memakai blazer hitam, rok mini super ketat, dan heels yang kira-kira 3 centi tingginya sukses membuat tingginya sekitar 156 centi meter. Jadi tinggi asli kurang lebih 153 cm.

“Mbak Kantri?”. Tanya dia sambil menunjuk saya.

“Iya. Mbak Ayu?”. Saya pun balik bertanya dan menunjuk.

Kami pun saling tanya dan saling tunjuk. Ibarat suit, tunjuk versus telunjuk endingnya seri. Jadi mesti suit lagi, tapi apa daya Mbak Ayu ini langsung menjabat tangan saya hangat. “Maaf ya, lama nunggu”.

Saya pun segera mengelak ketidakberatan atas keterlambatan yang tidak terkonfirmasi (Nah bingung kan ni bahasa?. Sama !). 😀

Tidak lama tempat duduk kami didatangi oleh seorang laki-laki sekitar 30 tahunan berpenampilan menarik, rapih, wangi, dan ternyata rekan kerja dan rekan hidupnya Mbak Ayu. Namanya Mas Dicky.

“Jadi gimana nih mbak Ayu, kelanjutan ordernya?”. Tanya saya kemudian.

Anehnya, Mbak Ayu sebagai juru bicara tidak langsung menjawab pertanyaan saya, dia hanya tertegun liat saya sambil berkata, “Kayaknya kita pernah ketemu deh. Atau wajah mbak kantri ini familiar, tapi di mana ya?”.

Emang dasar saya nih, langsung nyeleneh ngejawab, “Ayo.. mbak, mirip artis siapa coba?”. 

Lah, semuanya malah ketawa. Kurang tahu juga sih, itu mereka ketawa karena miris, atau ketawa hina?. Ah, sudahlah.. anggap saja tidak masuk keduanya. Okesip!

FYI, pendekatan semacam itu ternyata pendekatan marketing loh. Kuncinya, cari titik di mana orang itu bisa GeEr abess!!. Setidaknya bikin kabur dulu gitu pikirannya, bukannya mikir bisnis malah mikir “Gue mirip artis siapa”.  Padahal kan enggak ada yang bilang saya mirip artis bukan?. Jadinya ketawan deh, obsesi saya pingin bener jadi artis kebongkar sudah. haha..

membahas desain, tawar menawar harga, selebihnya ketawa ngobrolin artis. Tuh kan, sukses deh dia !. Tapi emang bener loh ya, hubungan yang kaku itu menyeramkan dan membosankan. Mencari pasangan aja harus yang bisa menjalin hubungan yang asik, nah itu juga harus terjadi ketika menjalin relasi bisnis. Kompensasinya jelas, bentuk komunikasi yang fleksibel. Mau komplain sekalipun bisa dilakukan dengan ekspresi yang santai. Toh, pasti mereka juga tidak mau jika customer ilang melayang.

Komunikasi itu mudah-mudah gampang tapi tidak gampangan. Terbukti, masalah orang komunikasi adalah berkomunikasi. Kebayakan teori komunikasi kelompok dan komunikasi massa tapi sudah lupa dengan komunikasi Antar pesona. Dilema memang. Terkadang kita ingin membangun komunikasi yang ceria, yang santai, murah senyum, dan terbuka, tapi dalam beberapa hal ternyata citra perusahaan kita tidak menjunjung citra demikian. Kan, kasihan kalau jatuhnya lebay tragis.

Saya juga curhat lagi, pernah suatu ketika ada yang orang salah persepsi menilai saya. Kita kenal melalui sosial media, ketika dia melihat wajah saya, dan ketika bertemu saya, dia langsung bilang, “Kantri, kamu tau tidak, ku kira kamu itu orang yang kalem, keibuan, pokoknya perempuan banget. Ternyata pecah hingar bingar banget”. 

Atau, ketika saya berhubungan relasi dengan salah satu rekan bisnis melalui email dan telepon. Ketika bertemu dan bertukar pin bb, semua berubah menjadi teman biasa yang suka haha hihi. Tidak ada lagi kalimat baku ini itu nganu ngini. Bahkan dia bilang, “Sampai detik ini, saya enggak percaya kalau kamu itu seorang PRO. Bisa beda begitu”.

Waduh, serem amat semacam 2 kepribadian gini ya saya?!. Pertama, kalau masalah wajah, saya akui lah banyak yang tertipu dengan arti raut wajah. Terus kalau wajah saya seperti orang kalem salah siapa?!. Mau nyalahin Tuhan?!. Kan indak iso tho..

Atau misal ada orang wajahnya madesu, terus kita bilang pasti nasibnya madesu. Nah itu juga ora iso. Itu sebabnya kenapa ada istilah “Don’t Judge a Book from Its cover”. Bagi kaum profesionalism, dimana-mana pasti junjung tinggi kode etik dan citra perusahaan. Walau sebenarnya, watak aslinya, biasa aja, atau bingas, atau agresif, atau malah tertutup. Terlebih untuk profesi PRO. Kami jujur atas profesi kami. Tapi jika jujur untuk pribadi kami, weitz, nanti dulu.

Nah, sekarang cerita yang saya sedikit paparkan ini bisa menjadi satu pilihan untuk meluluhkan hati PRO sebuah perusahaan walau luluhnya enggak paten-paten amat. Setidaknya, first impression you, oke sangat lah. Berilah kesan pertama begitu menggoda. Nah gitu, kayaknya yang benar. Tapi lain cerita jika PRO berhadapan dengan media. Nah itu tunggu cerita lainnya deh ya.. hehe..

Yuk, kerja lagi.

Adioss..

 

By alwayskantry009 Dikirimkan di my soul

Nice Song, Nice Meaning, Nice Romans

 

Sepagi ini saya sudah di kantor. Dalam ruangan yang 4×3 meter saya duduk berhadapan dengan laptop yang sudah meyala dengan tampilan setumpuk email masuk. Sosial media kini hanya pemanis yang bisa saya lihat sesekali saja. Secangkir cokelat panas cukup memberikan sensasi tersendiri di cuaca yang dingin oleh musim hujan. Atau dua tumpuk roti panggang isi tawar, cukup menjadi teman untuk menyapa klie-klien perusahaan kami, seperti, “Good Morning, we order you a bless love gift. Every foot prints that you made, those are worth of succes for your life. So, enjoy your Saturday with love” 

Seperti itu kira-kira sapa saya untuk beberapa klien perusahaan. Bukan karena memperingati hari valentine, akan tetapi karena hari ini hari Sabtu. Saya membuat sapaan cinta di hari Sabtu untuk klien kami. Kalimat, motivasi, dan pesan cinta untuk mereka yang memaknai waktu senggang hanya untuk diisi dengan sentuhan cinta. Sentuhan cinta untuk keluarga, untuk teman, untuk sahabat, apa pun bisa menjadi motivasi positif di hari libur ini. Meskipun saya sendiri tidak libur. hehe..

Mengingat hari ini seharusnya libur dan biasanya rutinitas saya adalah lari pagi rasanya hanya bisa gigit jari. Lemak mulai menumpuk kembali, namun apa daya semua ini hanya untuk tuntutan sebagai seorang PRO. Sabtu saya, berubah menjadi rutinitas dunia yang menuntut saya untuk produktif. Walaupun menyebalkan, tapi biarlah ini menjadi fase singkat dalam hidup saya. Seperti saat ini, saya sedang fokus membuat advertorial untuk perusahaan kami di salah satu majalah nasional. Nyaris waktu saya habis tanpa sisa untuk yang lain.

Untunglah, hati ini berubah menjadi melankolis jika hari Sabtu. Saya memang selalu membuat play list di ipod dengan lagu-lagu bertemakan cinta. Hingga saat ini, saya menulis blog hati saya sudah meleleh dengan melodi indah Richard Marx – “Now and Forever”. Entahlah jadi senyum senyum sendiri. Tapi bingung, apa yang disenyumin, Saya tidak tahu. Saya hanya tersenyum melihat dunia ini hanya sementara, sedangkan saya masih mengejar dunia tersebut.

Bagaimana kisah ini akan berlanjut, saya tidak tahu. Menumpuk rasa cinta memang susah susah mudah. Cinta bisa kita sadari di saat kita sedang sendiri. Karena di saat sendiri hati ini akan membisikkan nama, dan bayang akan tertuju pada sosok yang saat ini jauh dari hadapan. Harus saya syukuri, masih ada rasa cinta membekas di hati ini. Walau sulit menghilang, dan saya hanya serahkan oleh waktu.

Menikmati cinta sendiri, seperti terbang melihat hamparan langit luas yang entah mau ke mana dituju. Rasanya bebas, tanpa harus menyusahkan, dan risau. Saya mencintai diri saya untuk menikmati rasa itu sendiri. Dan saya masih membiarkan rasa itu melebur dalam sanubari tanpa tidak ada yang bisa melukai hati lembut di dalamnya. Saya tidak tega jika hati ini sakit, menangis, dan merintih.

Apakah cinta menyakitkan?, Tentu saya tidak mau itu. Memaknai cinta tanpa harus menyakiti, itulah yang seharusnya dijalankan manusia. Salah-salah ucap, salah-salah tindak, hati ini akan hancur seketika. Jadi, biarlah saat ini saya menikmati hamparan luas di depan saya tanpa risau. Melihat dan merasakan cinta sendiri untuk tidak melukai siapa pun.

Sekilas memang, saya meragukan diri saya, sampai kapan saya menikmati cinta sendiri?

Richard Marx, membuat saya membayangkan betapa hidup itu layaknya dijalankan tidak sendiri. Anggaplah seorang perempuan akan selalu kuat menjalankan perannya. Tapi, sampai kapan ia akan bertahan?.

Saya bukan super hero yang bisa melakukan segalanya sendiri. Adakalnya saya lemah, dan butuh bantuan. Saya akui itu. Tapi, saya tidak mau menyakiti hati saya ataupun orang lain. Kadang, saya masih berpikir ketakutakan itu adalah kepayahan yang saya miliki. Mencoba menutup diri dengan hal-hal yang sangat sensitif, dan mencoba terlihat tegar dan menebar keriangan kepada setiap orang di sekitar saya, menjadi kamuflase kebenaran pada diri saya. Maaf jika begitu sulit membaca pikiran dan sifat saya.

Jika ingin mengetahui saya sebenarnya, lihatlah saya pada saat saya menyendiri. Kadang suka jalan-jalan sendiri, nonton bioskop sendiri, makan sendiri, haha.. mungkin bagi sebagian orang itu menyedihkan. Tapi percayalah itu menyenangkan. Karena di tengah-tengah jalan kau akan bertemu orang baru degan tingkah laku yang belum pernah dilihat.

Seperti ketika itu, saya berjalan menelusuri kota percinaan di daerah Tangerang, saya melihat sekelompok keturunan TiongHoa sedang berkumpul sambil berbincang. Bahkan di daerah itu ada toko makanan khas daging babi. Duduk terlihat ibu paruh baya dengan alis tebal membuat bentuk tersendiri untuk wanita seumurannya. Ini langka saya jumpa di sekitar saya. Percayalah, ini pemandangan yang berbeda.

Kira-kira seperti itu.

Intinya memang manusia membutuhakan waktu sendiri untuk merenungkan kembali nilai-nilai kehidupan. Walaupun di saat sendiri, wajah-wajah orang yang kau rasakan dengan cinta amat dalam, muncul satu persatu dan menyadarkan bahwa mereka menjauh dari sisi mu. Dan hanya berharap pada kekuatan doa yang bisa menyempitkan waktu yang lama menjadi singkat.

Tidak terasa, lagu ini terus berputar-putar di telinga saya. Saya suka lirik lagu ini, seperti ungkapan ketulusan cinta yang membuat hati tenang tanpa harus menyakiti. Sungguh, kekuatan lagu memang membuat buah perasaan yang melambung tinggi. Cinta itu memang harus membuat tenang, nyama, tidak merasa takut, dan tidak akan menyakiti. Lagu ini memberikan pesan semuanya, bagi siapa pun yang mendengarkan.

Udah ya, galaunya..

mari kita kerjakan advertorial ini kembali.. hehehe..

By alwayskantry009 Dikirimkan di Music